Jumat, 15 Juli 2011

tik








bangunan kolonial di Timor Leste


Latar Belakang


Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas koloni portugis yang dianeksasi oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi yang pernah menjadi bagian Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai 19 Oktober 1999. Provinsi ini merupakan provinsi Indonesia yang ke-27. Timor Leste berintegrasi dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah dijajah selama 450 tahun oleh Portugal. http//id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
Pada perkembangan Arsitektur di Timor Leste diwarnai dengan Arsitektur kolonial portugis. Arsitektur kolonial Portugis juga merupakan bangunan yang tercipta dari kebudayaan bangsa Portugis, baik secara murni, maupun yang sudah dipadukan dengan budaya tradisional, dan kondisi lingkungan sekitar.
Membicarakan tipologi arsitektur kolonial portugis di timor leste ibarat membicarakan anak yang hilang. Di portugis sendiri arsitektur kolonial di timor leste kurang mendapat perhatian. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka sibuk akan masalahnya sendiri, serta iklim dan cara hidup yang memang berbeda.
Di timor leste, setelah kemerdekaan. arsitektur kolonial juga kurang mendapat perhatian. Terbukti dengan miskinnya publikasi tentang arsitektur kolonial yang diterbitkan. Disamping itu arsitektur portugis sampai sekarang masih banyak mendominasi pemandangan pusat ibu kota dili.


  1. Perumusan Masalah
Mengingat bahwa karakter bangunan colonial merupakan cerminan kesejarahan kota serta potensi keragaman arsitektur bangunan yang cukup besar dalam menunjukkan ciri khas kota Dili, maka dipandang perlu dan menarik untuk dilakukan penelitian yang mendalam terhadap kajian karakter bangunan dalam hal ini bangunan kolonial. Rumusan permasalahan sebagai berikut :
  • Bagaimana karakter bangunan kolonial pada bangunan-bangunan di Timor leste
  • Bagaimana ciri arsitektur kolonial di kota Dili.
  • Mengapa arsitektur kolonial cenderung memepunyai style.
III. BATASAN MASALAH
Dalam penelitian tentang bangunan kolonial di kota Dili ini penekanan masalah yang diambil diutamakan pada:

  1. Arsitektur yang dibatasi pada rumah dan bangunan pemerintahan.
  2. Penelitian arsitektur dengan gaya dan bentuk arsitektur colonial.


TUJUAN
Ada pun tujuan penilitian ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat, mengamati, dan menganalisis gaya dan bentuk atrsitektur kolonial Portugis di Timor Leste.












  • Tipologi.
Arti kata ‘tipe’ sendiri berasal dari bahasa Yunani typos yang berarti ‘the root of…’, atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai ‘akar dari…’(Loekito, 1994). Moneo (1976) dalam Loekito (1994), secara konsepsional mendefinisikan tipologi sebagai sebuah konsep yang mendeskripsikan sebuah kelompok obyek atas dasar kesamaan karakter bentuk-bentuk dasarnya.
Jadi, Tipologi merupakan sebuah bidang studi yang mengklasifikasikan, mengkelaskan, mengelompokkan objek dengan ciri khas struktur formal yang sama dan kesamaan sifat dasar ke dalam tipe-tipe tertentu dengan cara memilah bentuk keragaman dan kesamaan jenis. Aspek klasifikasi dalam pengenalan tipologi mengarah pada usaha untuk mengklasifikasikan, mengkelaskan, mengelompokkan objek berdasarkan aspek-aspek/kaidah-kaidah tertentu. Aspek-aspek yang dapat diklasifikasikan dapat berupa fungsi, bentuk, maupun gaya..
  • Arsitektur .

"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu)
Dalam kamus bahasa Indonesia: arsitek /arsiték/ n 1 perencana dan ahli bangunan; 2 ki pencipta (suatu negara paham dsb) arsitektur /arsitéktur/ n 1 seni dan ilmu merancang serta membuat bangunan; 2 metode dan gaya rancangan suatu konstruksi arsitektur /arsitéktur/ n seni dan ilmu merancang dan membuat konstruksi bangunan; metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan.
Jadi, yang dimaksud dengan Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup.merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan. ( http;//id.wikipedia.org/wiki/bangunan )

  • Kolonial.

kolonial berasala dari kata koloni yang dalam bahasa inggris colony dalam arti kata, kumpulan, sekelompok yang berhubungan atau berkenaan dengan sifat-sifat jajahan:

Istilah kolonialisme bermaksud memaksakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah wilayah atau negeri lain (tanah jajahan) atau satu usaha untuk mendapatkan sebuah wilayah baik melalui paksaan atau dengan cara damai. Usaha untuk mendapatkan wilayah biasanya melalui penaklukan.
.


  • Portugis.

Kata Portugis sering dipakai untuk menyebutkan penduduk atau orang yang berasal dari Portugal. Kata ini juga sebutan untuk bahasa yang dipakai oleh bangsa ini. Negara-negara berbahasa Portugis sering disebut sebagai negara-negara Lusopho. (http//.id.wikipedia.org/wiki/Eropa )

  1. Kesimpulan
yang dimaksud dengan Tipologi Arsitektur Kolonial Portugis Di Timor Leste. adalah pengelompokan semua bangunan sesuai dengan tipe dan bentuk yaitu peninggalan arsitektur bangsa portugis yang merupakan bangunan masa kolonialnya di Timor Leste.


II.2 Sejarah Arsitektur Colonial


Hadirnya Arsitektur colonial portugis di tiTmor Leste sebenarnya tidak terlepas dari sejarah perkembangan Timor Leste sebagai sebuah negara. Kepergian portugis secara perlahan meninggalkan timor leste turut mewarnai masa hadirnya Arsitektur colonial. Hal ini beriringan dengan kepergian para Arsitek portugis


II.3 Karakter Arsitektur Colonial

Ada pun Beberapa karakteristik tipologi arsitektur colonial portugis yang mempunyai persamaan dengan arsitektur colonial belada yang pada umunya :
  • Atap

Atap, jenis atap ada bermacam-macam. Jenis yang sering dijumpai saat ini adalah atap datar yang terbuat dari beton cor dan atap miring berbentuk perisai ataupun pelana. Secara umum, atap adalah ruang yang tidak jelas, yang paling sering dikorbankan untuk tujuan eksploitasi volume bangunan. Atap merupakan mahkota bagi bangunan yang disangga oleh kaki dan tubuh bangunan, bukti dan fungsinya sebagai perwujudan kebanggaan dan martabat dari bangunan itu sendiri.


  • Dinding


Dinding bangunan menghasilkan sebuah tembok depan yang cukup lebar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tampak depan bangunan, diperkuat dengan ornament-ornamen garis mengikuti bentuk bangunan. Maupun ornament dari batu alam yang sengaja untuk memperindah fasade agar mudah untuk titik tangkap.
pada umumnya ketinggian bangunan disesuaikan dengan fungsi bangunan, sehingga ketinggian bias sampai 3-5 meter untuk bangunan berlatai 1-3



  • Teras.

Kehadiran teras disini terasa sebagai sebuah komposisi yang ditempatkan pada bagian depan dan sampan yang saling menyambun sebagai penyeimbang kesan keseluruhan. Pada umumnya teras merupakan bagian yang berdiri sendiri dan kalaupun menyatu dengan bangunannya tidak merusak bidang miring yang timbul, karena sosoknya hanya sebagai tempelan yang disesuaikan dengan komposisi elemen lainnya..
Beranda ini yang menandai pintu masuk ke dalam bangunan yang dihadirkan sebagai sebuah portico, yaitu bangunan beratap di depan pintu masuk. Pada umumnya atap baranda satu atap dengan banunan utama
Atap datar juga di gunakan untuk teras / beranda, sebagian atap datar menjadi pilihan utama bagi beranda. Atap datar inilah yang memberikan artikulasi untuk membedakannya dengan bangunan utama yang beratap pelana. Beberapa fungsi yang diwadahi di dalam beranda ini adalah sebagai penegas pintu masuk ke dalam bangunan, sebagai tempat penerima dan sebagai ruang peneduh dan penyejuk bagi ruangan di dalamnya.


  • Ragam hias pada tubuh bangunan

Elemen dekoratif pada muka bangunan bergaya Arsitektur colonial umunya kubahan pada fasade berupa ornamen-ornamen. Ornamen ini cukup penting sebagai daya tarik penampilan dan ungkapan keterikatan gaya ornament yunan. Ragam hias yang digunakan kebanyakan ciptaan Arsitek dengan pola garis linier vertikal dan horizontal, dikombinasikan dengan garis meliuk dan motif-motif alam seperti buah, sulur-sulur tanaman, gelombang laut dan sebagainya. Penempatannya kebanyakan pada bidang dinding atau menempel pada salah satu elemen, pada kolom bangunan .


  • Karawang atau rooster
Karawang atau rooster merupakan salah satu elemen yang memberikan dalih penyesuaian terhadap tropis. Fungsinya tidak sekedar untuk pergantian udara, namun lebih dari itu sebagai media untuk mengekspresikan estetika baru. Bentuknya bermacam-macam dari segilima, segilima, segitiga, segi empat lingkaran sampai trapesium tak beraturan. Namun kebanyakan menggunakan karawang bundar. Biasa ditempatkan pada dinding yang pentagonal


  • Kolom, ada tiga jenis kolom yang terkenal pada bangunan kolonial, yaitu kolom doric, ionic, dan cornithian. Kolom-kolom ini banyak ditemukan pada bangunan kolonial klasik dengan gaya Yunani atau Romawi. Kolom biasanya diekspose sedemikian rupa, terutama pada bagian serambi bangunan kolonial.
II.4 Lokasi Penilitian
Target daerah penilita ini adalah Timor Leste kabupaten Dili, berikut adalah peta wilayah lokasi penilitian.
Dili







Peta Timor Leste











Lokasi penggambilan data (Dili)




II.5 METODE PENELITIAN
Metode berfikir ilmiah yang digunakan adalah Pola Rasional Deduktif, karena hasil penelitian berasal dari penarikan kesimpulan seluruh data yang diperoleh melalui kerangka pemikiran (Teori dan hipotesa) yang logis.
Sedangkan berdasarkan observasi data di lapangan yang kemudian dianalisa untuk menghasilkan suatu kesimpulan, maka metode penelitian yang digunakan adalah The Descriptive Survey Method.
Metode penelitian deskriptif mengenai arsitektur kolonial di Timor Leste Kabupaten Dili, melalui prosedur tahapan penelitian sebagai berikut :
  1. Studi pustaka mengenai arsitektur kolonial.
  2. Observasi lapangan pada lokasi pengamatan yang telah ditentukan.
  3. Analisa dari data yang diperoleh di lapangan.
  4. Menarik kesimpulan dari analisa.
Metode penelitian deskriptif mengenai arsitektur colonial di Dili Timor Leste, melalui prosedur tahapan penelitian sebagai berikut :
  1. Studi pustaka mengenai arsitektur kolonial.
  2. Observasi lapangan pada lokasi pengamatan yang telah ditentukan.
  3. Analisa dari data yang diperoleh di lapangan.
  4. Menarik kesimpulan dari analisa.











Alur pemikiran


















III. 1 LOKASI DAN FOTO OBYEK KAJIAN



No.
Lokasi
Foto Obyek
Diskripsi
1.
U






Jln. Motael Dili
  • Ornament tian bukaan pada veranda berbentuk kubahan.
  • Bentuk atap pelana dan limas untuk bangunan menara
  • Perletakan salib pada nok sebagai symbol bangunan peribadahtan untuk kaum kristiani Katolik.
  • Warna badan atau tembok putih dan warna atap merah
  • Tian berbentuk segi empat.
  • Pada setiap tian dan kubahan di beri orname bahan dari batu alam.
  • Fasade bangunan ke arah utarah

2.
U



Jln. Lahane Timur
  • Bentuk atap pelana dan pada 4 sudut terdapat 4 sejenis bentuk atap kerucut .
  • Loten yang mengikuti membentuk atap.
  • Warna badan atau tembok merah muda (pink) dan warna atap merah
  • Fasade bangunan keaarah selatan
  • Bukaanjendela berbentuk segi empat
  • Memiliki tangga yang menhubungkan ruang luar kedalam bangunan
  • Fungsi bangunan sebagai tempat kerja ( perkantoran) pemerinatahan
  • Memiliki papan nama


3.


U














Jln. Villa verde

  • Bentuk atap pelana untuk bangunan induk dan atap limas untuk bangunan tower.
  • Warna badan atau tembok merah dan warna atap merah
  • Fasade bangunan keaarah timur
  • Bukaan jendela berbentuk kubahan meyudut.
  • Bukaan pintu berbentuk persegi panjan
  • Atap dak pada pintu masuk
  • Fungsi bangunan sebagai tempat ibadah
  • Memiliki kolom persegi panjan
  • Memiliki kisi-kisi pada tower berbentuk persegi


4.
U




Jln. Colmera
  • Atap pelana
  • Atap cor pada pintu masuk
  • Warna badan atau tembok merah mudah dan warna atap merah
  • Mempunyai papan nama
  • Fasade bangunan di hiasi dengan bentuk kubahan pada kolom
  • Kolom berbentuk silinder (dorik)
  • Bukaan jendela berbentuk persegi panjan
  • Bukaan pintu berbentuk persegi panjan
  • Memiliki kolom silinder
  • Tanggan berbentuk piramid terpusat ke pintu masuk
  • Fungsi bangunan sebagai tempat kuliah
Fasade bangunan kearah barat


5.



Jln. Nicolao Lobato
  • Atap pelana
  • Atap dak pada pintu masuk
  • Warna badan atau tembok putih dan warna atap hijau tua
  • Mempunyai papan nama
  • Fasade bangunan di hiasi dengan bentuk kubahan pada kolom
  • Kolom berbentuk persegi panjan
  • Terdapat roster pada atap
  • Bukaan jendela berbentuk persegi panjan
  • Bukaan pintu berbentuk persegi panjan
  • Fungsi bangunan sebagai tempat administrai pemerintahan Kantor
  • Bangunan memiliki 2 lantai



6
jln .Dom Basilio
  • Atap pelana
  • Warna badan atau tembok putih dan warna atap merah
  • Mempunyai papan nama
  • Fasade bangunan di hiasi dengan bentuk kubahan pada kolom
  • Pemakaian batua alam sebagai bahan hisan pada kolom silinder
  • Bukaan pintu berbentuk kubahan
  • Fungsi bangunan sebagai tempat pameran
  • Bangunan memiliki 1 lantai
  • Fasede bangunan kearah timur


7














Jln. Nicolao Lobato
  • Atap dak
  • Warna badan atau tembok putih dan warna atap merah
  • Mempunyai papan nama pada badan bangunan
  • Pemakaian batua alam sebagai bahan hisan pada kolom silinder
  • Bukaan pintu berbentuk kubahan
  • Mempunyai seding
  • Ornament garis pada bandan bangunan
  • Fungsi bangunan sebagai tempat bisnis (bank)
  • Memiliki jendela persegi panjan
  • Bangunan memiliki 2 lantai





8







Jln. Nicolo Lobato
  • Atap dak
  • Warna badan atau tembok putih dan warna atap merah
  • Bukaan pintu berbentuk kubahan
  • Mempunyai seding
  • Ornament garis pada bandan bangunan
  • Fungsi bangunan sebagai tempat bisnis hotel
  • Memiliki jendela persegi panjan
  • Bangunan memiliki 3 lantai


9




Jln. Nikolao Lobatu





  • Warna badan atau tembok putih dan warna atap putih tua
  • Fasade bangunan di hiasi dengan bentuk garis
  • Terdapat roster pada atap
  • Bukaan jendela berbentuk persegi panjan
  • Bukaan pintu berbentuk persegi panjan
  • Fungsi bangunan sebagai tempat penjualan (took )
  • Bangunan memiliki 2 lantai






IV .1 ANALISA PEMBAHASAN
Sehubungan dengan hasil dari data lapangan di atas, dimana dapat dilihat beberapa ciri-ciri bangunan kolonial yang ada pada bangunan pemerintahan dan tempat peribadatan, maka akan dianalisa beberapa bangunan dari data sebelumnya yang memiliki ciri-ciri Arsitektur kolonial paling banyak.
  1. Lokasi 4.
Oleh : Roxiano F.T Amaral 09 22 904











  1. Atap
Jenis atap berbentuk pelana sudut kemiringnan 450 atapa datar pada pintu masuk yang terbuat dari beton cor. Pada atap coran dan jenis bahan penutup atap lainnya adalah genten.

Daerah tritisan atap terdapat lengkukan yang fungsinya agar air hujan mudah teralir keluar





Pada bagian depan atap cor terdapat papa nama yang mempunyai beda tinggi dan di beri 2 garis ornament pada sisi atas papan nama. Papan nama bagian bawah bertumpuh langsun dengan kolom bangunan.






  1. Dinding

Dinding bagian muka bangunan di cat dengan warna merah mudah sedang kan warna pada sisi kanan di cat dengan putih
Dinding di beri bukaan jendela dan pintu. Tiap jendela memiliki ornament sun shading / luifel sekaligus berfungsi sebagai perlindungan terhadap cuaca









Dinding di beri ornament bukan berbentuk segi enam. Bukana pada bagian wajah bangunan yang berfungsi memenuhi kebutuhan kesehatan dan keyamanan





Ornament pintu terbuat dari kayu dengan memiliki 2 daun pintu untuk pintu masuk utama






  1. kolom
Kolom berbentuk silinder sejenis kolom dengan kolom –kolom terkenal dari yunani ( Doric) pada top kolom diberi ornament coran berbentuk papan persegi empat, selain itu setipa kolom di hubunkan dengan ornament kubahan







Dasar kolom di hiasai dengan papan persegi empat di cat warna merah dan ornament garis pada tiap kolom







Kesimpulan
Setelah menganalisa bangunan yang berfungsin tempat perkuliahan nomor urut 4 diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa, Bangunan ini merupakan bangunan colonial :
  1. Bentuk atap pelana
  2. Mempunyai ornament kubahan dan system sun shading/ luifel.
  3. Bentuk kolom silinder yang meyerupai kolom-kolm yunani ( Doric)
  4. Mempunyai papan nama dan ornament garis
  5. Pemakaian bahan penutup dengan genten




Lokasi 6
Oleh Roxiano F .T Amaral 09 22 904






  1. Atap

Jenis atap berbentuk pelana sudut kemiringnan 450 . dan jenis bahan penutup atap lainnya adalah sen.
Atapa memiliki beda tinggi yang terdapat celah (gap) antara atap satu dengan yang lain, namun mempunyai satu kuda-kuda, untuk atap yang lebih rendah terdapat setengah kuda2.
bagian depan bangunan sisi kiri pada tritisan atap terdapat penyambuhan atap yang berfungsi sebagai teras.
Atap yang paling tinggi terdapat garis tumpuan antara atap kirin dan kanan atau disebut sebagai bumbungan
Atap di cat dengan warna merah












  1. Ragam Ornamen hisan
Ornament hisan dari buah nanas di tempatkan pada bagian puncak cor papan nama, terdapat ornament garis berulang-ulang yang bersifat mengikat bagian tengah papan,
Hisan ornament tumbuh-tumbuhan
Ornament garis lengkun yang mengikuti bentuk kubahan




  1. Dinding


Warna dari dinding putih bahan dari susunan batako,
Tekstur plesteran dinding halus, ragam hisan pada dinding terbuat dari batu alam, sehinga tersa menyatu dengan tekstur warna Dinding ,dinding beri bukan pintu dan jendela





  1. Kolom dan Pintu

Warna kolom merah, bentuk kolom persegi panjan, antara kolom satu dengan yang lain di satukan dengan bentuk ornament kubahan, ornament garis pada pertemuan ormanet kubahan dengan kolom memberi kesan penegasan pada tekstur warna
Pintu, memiliki 2 daun dengan tekstur warna coklat. ambang pintu atas berbentuk setenggah lingkaran dengan memiliki ornament yang menyatu dengan ornament kubahan







Kesimpulan

Setelah menganalisa bangunan yang berfungsin tempat pameran nomor urut 6 diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa, Bangunan ini merupakan bangunan colonial :
  1. Bentuk atap pelana
  2. Mempunyai ornament kubahan dan.
  3. Bentuk kolom persegi panjan.
  4. Mempunyai papan nama dan ornament garis
  5. Pemakaian bahan penutup dengan sen