Latar Belakang
 Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas koloni portugis yang dianeksasi oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi yang pernah menjadi bagian Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai 19 Oktober 1999. Provinsi ini merupakan provinsi Indonesia yang ke-27. Timor Leste berintegrasi dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah dijajah selama 450 tahun oleh Portugal. http//id.wikipedia.org/wiki/Indonesia   
 Pada perkembangan Arsitektur di Timor Leste diwarnai dengan  Arsitektur  kolonial portugis. Arsitektur kolonial Portugis juga merupakan bangunan yang tercipta dari kebudayaan bangsa Portugis, baik secara murni, maupun yang sudah dipadukan dengan budaya tradisional, dan kondisi lingkungan sekitar.
 Membicarakan tipologi arsitektur kolonial portugis di timor leste ibarat membicarakan anak yang hilang. Di portugis sendiri arsitektur kolonial di timor leste kurang mendapat perhatian. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka sibuk akan masalahnya sendiri, serta iklim dan cara hidup yang memang berbeda.  
 Di timor leste, setelah kemerdekaan. arsitektur kolonial juga kurang mendapat perhatian. Terbukti dengan miskinnya publikasi tentang arsitektur kolonial yang diterbitkan. Disamping itu arsitektur portugis sampai sekarang masih banyak mendominasi pemandangan pusat ibu kota dili.  
- Perumusan Masalah
  Mengingat bahwa karakter bangunan colonial  merupakan cerminan kesejarahan kota serta potensi keragaman arsitektur bangunan yang cukup besar dalam menunjukkan ciri khas kota Dili, maka dipandang perlu dan menarik untuk dilakukan penelitian yang mendalam terhadap kajian karakter bangunan dalam hal ini bangunan kolonial.  Rumusan permasalahan sebagai berikut :  
- Bagaimana karakter bangunan kolonial pada bangunan-bangunan di Timor leste
- Bagaimana ciri arsitektur kolonial di kota Dili.
- Mengapa arsitektur kolonial cenderung memepunyai style.
III. BATASAN MASALAH
 Dalam penelitian tentang bangunan kolonial di kota Dili ini penekanan masalah yang diambil diutamakan pada:
- Arsitektur yang dibatasi pada rumah dan bangunan pemerintahan.
- Penelitian arsitektur dengan gaya dan bentuk arsitektur colonial.
TUJUAN
 Ada pun tujuan penilitian ini adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat, mengamati, dan menganalisis gaya dan bentuk atrsitektur kolonial Portugis di Timor Leste.
- Tipologi.
 Arti kata ‘tipe’ sendiri berasal dari bahasa Yunani typos yang berarti ‘the root of…’, atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai ‘akar dari…’(Loekito, 1994). Moneo (1976) dalam Loekito (1994), secara konsepsional mendefinisikan tipologi sebagai sebuah konsep yang mendeskripsikan sebuah kelompok obyek atas dasar kesamaan karakter bentuk-bentuk dasarnya.  
 Jadi, Tipologi merupakan sebuah bidang studi yang mengklasifikasikan, mengkelaskan, mengelompokkan objek dengan ciri khas struktur formal yang sama dan kesamaan sifat dasar ke dalam tipe-tipe tertentu dengan cara memilah bentuk keragaman dan kesamaan jenis. Aspek klasifikasi dalam pengenalan tipologi mengarah pada usaha untuk mengklasifikasikan, mengkelaskan, mengelompokkan objek berdasarkan aspek-aspek/kaidah-kaidah tertentu. Aspek-aspek yang dapat diklasifikasikan dapat berupa fungsi, bentuk, maupun gaya..
- Arsitektur .
 "Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu)
 Dalam kamus bahasa Indonesia: arsitek /arsiték/ n 1 perencana dan ahli bangunan; 2 ki pencipta (suatu negara paham dsb) arsitektur /arsitéktur/ n 1 seni dan ilmu merancang serta membuat bangunan; 2 metode dan gaya rancangan suatu konstruksi arsitektur /arsitéktur/ n seni dan ilmu merancang dan membuat konstruksi bangunan; metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan.
   Jadi, yang dimaksud dengan Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup.merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan. ( http;//id.wikipedia.org/wiki/bangunan )
- Kolonial.
 kolonial   berasala dari kata koloni  yang dalam bahasa inggris colony dalam arti kata, kumpulan, sekelompok yang berhubungan atau berkenaan dengan sifat-sifat jajahan:  
  Istilah kolonialisme bermaksud memaksakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah wilayah atau negeri lain (tanah jajahan) atau satu usaha untuk mendapatkan sebuah wilayah baik melalui paksaan atau dengan cara damai. Usaha untuk mendapatkan wilayah biasanya melalui penaklukan.
 .
- Portugis.
   Kata Portugis sering dipakai untuk menyebutkan penduduk atau orang yang berasal dari Portugal. Kata ini juga sebutan untuk bahasa yang dipakai oleh bangsa ini. Negara-negara berbahasa Portugis sering disebut sebagai negara-negara Lusopho. (http//.id.wikipedia.org/wiki/Eropa )
- Kesimpulan
yang dimaksud dengan Tipologi Arsitektur Kolonial Portugis Di Timor Leste. adalah pengelompokan semua  bangunan sesuai dengan tipe  dan bentuk yaitu peninggalan arsitektur  bangsa portugis  yang merupakan bangunan  masa kolonialnya di Timor Leste.
II.2  Sejarah Arsitektur Colonial  
Hadirnya Arsitektur colonial portugis di tiTmor Leste  sebenarnya tidak terlepas dari sejarah perkembangan Timor Leste sebagai sebuah negara. Kepergian portugis secara perlahan meninggalkan timor leste turut mewarnai masa hadirnya Arsitektur colonial. Hal ini beriringan dengan kepergian para Arsitek portugis  
   II.3 Karakter Arsitektur Colonial  
Ada pun Beberapa karakteristik tipologi arsitektur colonial portugis  yang mempunyai persamaan dengan arsitektur colonial belada yang pada umunya :
- Atap
 Atap, jenis atap ada bermacam-macam. Jenis yang sering dijumpai saat ini adalah atap datar yang terbuat dari beton cor dan atap miring berbentuk perisai ataupun pelana. Secara umum, atap adalah ruang yang tidak jelas, yang paling sering dikorbankan untuk tujuan eksploitasi volume bangunan. Atap merupakan mahkota bagi bangunan yang disangga oleh kaki dan tubuh bangunan, bukti dan fungsinya sebagai perwujudan kebanggaan dan martabat dari bangunan itu sendiri.
- Dinding
 Dinding bangunan menghasilkan sebuah tembok depan yang cukup lebar sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tampak depan bangunan, diperkuat dengan ornament-ornamen garis  mengikuti bentuk bangunan. Maupun ornament dari batu alam yang sengaja untuk memperindah fasade agar mudah untuk titik tangkap.
   pada umumnya ketinggian bangunan disesuaikan dengan fungsi bangunan, sehingga ketinggian bias sampai 3-5 meter untuk bangunan berlatai 1-3
- Teras.
 Kehadiran teras disini terasa sebagai sebuah komposisi yang ditempatkan pada bagian depan dan sampan yang saling menyambun sebagai penyeimbang kesan keseluruhan. Pada umumnya teras merupakan bagian yang berdiri sendiri dan kalaupun menyatu dengan bangunannya tidak merusak bidang miring yang timbul, karena sosoknya hanya sebagai tempelan yang disesuaikan dengan komposisi elemen lainnya..
 Beranda ini yang menandai pintu masuk ke dalam bangunan yang dihadirkan  sebagai sebuah portico, yaitu bangunan beratap di depan pintu masuk. Pada umumnya atap baranda satu atap dengan banunan utama
 Atap datar juga di gunakan untuk teras / beranda,  sebagian atap  datar menjadi pilihan utama bagi beranda. Atap datar inilah yang memberikan artikulasi untuk membedakannya dengan bangunan utama yang beratap pelana. Beberapa fungsi yang diwadahi di dalam beranda ini adalah sebagai penegas pintu masuk ke dalam bangunan, sebagai tempat penerima dan sebagai ruang peneduh dan penyejuk bagi ruangan di dalamnya.
- Ragam hias pada tubuh bangunan
 Elemen dekoratif pada muka bangunan bergaya Arsitektur colonial umunya kubahan pada fasade  berupa ornamen-ornamen. Ornamen ini cukup penting sebagai daya tarik penampilan dan ungkapan keterikatan gaya ornament yunan. Ragam hias yang digunakan kebanyakan ciptaan Arsitek dengan pola garis linier vertikal dan horizontal, dikombinasikan dengan garis meliuk dan motif-motif alam seperti buah, sulur-sulur tanaman, gelombang laut dan sebagainya. Penempatannya kebanyakan pada bidang dinding atau menempel pada salah satu elemen, pada kolom bangunan .
- Karawang atau rooster
Karawang atau rooster merupakan salah satu elemen yang memberikan dalih penyesuaian terhadap tropis. Fungsinya tidak sekedar untuk pergantian udara, namun lebih dari itu sebagai media untuk mengekspresikan estetika baru. Bentuknya bermacam-macam dari segilima, segilima, segitiga, segi empat lingkaran sampai trapesium tak beraturan. Namun kebanyakan menggunakan karawang bundar. Biasa ditempatkan pada dinding yang pentagonal
- Kolom, ada tiga jenis kolom yang terkenal pada bangunan kolonial, yaitu kolom doric, ionic, dan cornithian. Kolom-kolom ini banyak ditemukan pada bangunan kolonial klasik dengan gaya Yunani atau Romawi. Kolom biasanya diekspose sedemikian rupa, terutama pada bagian serambi bangunan kolonial.
 II.4 Lokasi Penilitian
 Target daerah penilita ini adalah Timor Leste kabupaten Dili, berikut adalah peta wilayah lokasi penilitian.
Dili
Peta  Timor Leste
Lokasi  penggambilan data (Dili)
 II.5 METODE PENELITIAN
  Metode berfikir ilmiah yang digunakan adalah Pola Rasional Deduktif, karena hasil penelitian berasal dari penarikan kesimpulan seluruh data yang diperoleh melalui kerangka pemikiran (Teori dan hipotesa) yang logis.
 Sedangkan berdasarkan observasi data di lapangan yang kemudian dianalisa untuk menghasilkan suatu kesimpulan, maka metode penelitian yang digunakan adalah The Descriptive Survey Method.
 Metode penelitian deskriptif mengenai arsitektur kolonial di Timor Leste Kabupaten Dili, melalui prosedur tahapan penelitian sebagai berikut :
- Studi pustaka mengenai arsitektur kolonial.
- Observasi lapangan pada lokasi pengamatan yang telah ditentukan.
- Analisa dari data yang diperoleh di lapangan.
- Menarik kesimpulan dari analisa.
 Metode penelitian deskriptif mengenai arsitektur colonial di Dili Timor Leste, melalui prosedur tahapan penelitian sebagai berikut :
- Studi pustaka mengenai arsitektur kolonial.
- Observasi lapangan pada lokasi pengamatan yang telah ditentukan.
- Analisa dari data yang diperoleh di lapangan.
- Menarik kesimpulan dari analisa.
Alur  pemikiran
III. 1   LOKASI DAN  FOTO OBYEK KAJIAN
| No. | Lokasi | Foto Obyek | Diskripsi | ||
| 1. |       U 
 |  | 
 | ||
| 2. |       U  |  | 
 | ||
| 3. | U  |  | 
 | ||
| 4. |       U Jln. Colmera  |  | 
 Fasade bangunan     kearah barat | ||
| 5. | Jln. Nicolao Lobato |  | 
 | ||
| 6 | jln .Dom Basilio | 
 | |||
| 7 | Jln. Nicolao Lobato | 
 | |||
| 8 | Jln. Nicolo Lobato | 
 | |||
| 9 | Jln. Nikolao Lobatu |  | 
 | 
IV .1   ANALISA PEMBAHASAN
 Sehubungan dengan hasil dari data lapangan di atas, dimana dapat dilihat beberapa ciri-ciri bangunan kolonial yang ada pada bangunan pemerintahan dan tempat peribadatan, maka akan dianalisa beberapa bangunan dari data sebelumnya yang memiliki ciri-ciri Arsitektur kolonial paling banyak.
- Lokasi 4.
 Oleh : Roxiano F.T Amaral  09 22 904
- Atap
Jenis   atap berbentuk  pelana sudut kemiringnan 450   atapa datar pada  pintu masuk yang terbuat dari beton cor. Pada  atap coran  dan jenis bahan penutup atap lainnya adalah genten.   
Daerah  tritisan atap terdapat lengkukan yang fungsinya agar air hujan mudah  teralir keluar
Pada  bagian depan atap cor terdapat papa nama yang  mempunyai beda tinggi  dan di beri 2 garis ornament  pada sisi atas papan nama. Papan nama  bagian bawah bertumpuh langsun dengan kolom bangunan.
- Dinding
Dinding  bagian muka bangunan di cat dengan warna merah mudah sedang kan  warna pada  sisi kanan di cat dengan putih
Dinding  di beri bukaan jendela dan pintu. Tiap jendela memiliki ornament   sun shading / luifel sekaligus berfungsi sebagai perlindungan  terhadap cuaca
Dinding  di beri ornament bukan berbentuk segi enam. Bukana pada  bagian   wajah bangunan yang berfungsi memenuhi  kebutuhan kesehatan dan  keyamanan
Ornament  pintu terbuat dari kayu dengan memiliki 2 daun pintu untuk pintu  masuk utama
- kolom
Kolom  berbentuk silinder sejenis kolom dengan kolom –kolom terkenal dari  yunani ( Doric)  pada top kolom diberi ornament coran berbentuk  papan persegi empat, selain itu setipa kolom di hubunkan dengan  ornament kubahan
Dasar  kolom di hiasai  dengan papan persegi empat di cat warna merah dan  ornament garis  pada tiap kolom
Kesimpulan
Setelah  menganalisa bangunan yang berfungsin  tempat perkuliahan  nomor  urut 4 diatas  maka dapat diambil kesimpulan bahwa, Bangunan ini merupakan bangunan colonial :
- Bentuk atap pelana
- Mempunyai ornament kubahan dan system sun shading/ luifel.
- Bentuk kolom silinder yang meyerupai kolom-kolm yunani ( Doric)
- Mempunyai papan nama dan ornament garis
- Pemakaian bahan penutup dengan genten
Lokasi  6
Oleh Roxiano F .T  Amaral 09 22 904
- Atap
Jenis   atap berbentuk  pelana sudut kemiringnan 450   . dan jenis bahan penutup atap lainnya adalah sen.
Atapa  memiliki beda tinggi yang terdapat celah (gap) antara atap satu  dengan yang lain, namun mempunyai satu kuda-kuda, untuk atap yang  lebih rendah terdapat setengah kuda2.
 bagian  depan bangunan sisi kiri pada tritisan atap terdapat penyambuhan  atap yang berfungsi sebagai teras.
Atap  yang paling tinggi terdapat garis tumpuan antara atap kirin dan  kanan atau disebut sebagai bumbungan
Atap  di cat  dengan warna merah
- Ragam Ornamen hisan
Ornament  hisan dari buah nanas di tempatkan pada bagian puncak cor papan  nama, terdapat ornament garis berulang-ulang yang bersifat mengikat   bagian  tengah papan,
Hisan  ornament tumbuh-tumbuhan
Ornament  garis lengkun yang mengikuti bentuk kubahan
- Dinding
Warna   dari  dinding putih bahan dari susunan batako,   
Tekstur  plesteran dinding halus, ragam hisan pada dinding terbuat dari batu  alam,  sehinga tersa menyatu dengan tekstur warna Dinding ,dinding   beri  bukan pintu dan jendela
- Kolom dan Pintu
Warna  kolom merah, bentuk kolom persegi panjan, antara kolom satu dengan  yang lain di satukan dengan bentuk ornament kubahan, ornament garis  pada pertemuan ormanet kubahan dengan kolom memberi kesan penegasan  pada tekstur warna
Pintu,  memiliki 2 daun dengan tekstur warna coklat. ambang pintu atas  berbentuk setenggah lingkaran dengan memiliki ornament yang menyatu  dengan ornament kubahan
Kesimpulan  
Setelah  menganalisa bangunan yang berfungsin  tempat pameran  nomor  urut 6 diatas  maka dapat diambil kesimpulan bahwa, Bangunan ini merupakan bangunan colonial :
- Bentuk atap pelana
- Mempunyai ornament kubahan dan.
- Bentuk kolom persegi panjan.
- Mempunyai papan nama dan ornament garis
- Pemakaian bahan penutup dengan sen

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar